Kamis, 22 Desember 2011

DUHAI IBUNDA


Bagai kerdipan lilin yang berkilau, bercahaya
Menggantikan mentari terangi malam nan gulita
Membakar diri pun membeikan cahaya
Membiarkan diri musnah terlebur
Korban segalanya penuh rela

Biar dimamah arus usia
Tidak pernah kenal derita
Bagai sungai kasih yang mengalir
Tiada penghentiannya, tak bertebing

Duhai ibunda kaulah anugerah istimewa
Berkorban jiwa raga redahi hidup nan mencabar
Berusaha dan sabar dalam mengharungi derita
Hidupmu penuh ranjau meniti kepayahan yang tiada kesudahan

Tidak sekali mengharapkan dibalasi permata
Cukup engkau rasa bahagia
Lihat anak-anakmu berjaya
Kau penawar hati duka
Walau hatimu terluka
Engkau ibu engkaulah bapak
Pabila ayah tiada

Hanya Tuhan saja yang dapat membalas jasamu
Kerana Tuhan saja yang tahu penderitaanmu
Wahai ibunda

Minggu, 18 Desember 2011

EGOIIIIS !!!!!!


Hay…akhirnya bisa ngeblog lagi..si wp dah mau dibuka akhirnya.. *jingkrak-jingkar*
Okelah, kali ini aku mo ngebahas tentang egois.. pasti tau donk apa itu egois?? Hayoo ngaku, siapa yang pernah bersikap egois ??? *ngacung*

Teori egotisme diasaskan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan seorang pengkritik utilitarianisme dan menentang teori kemoralan sosial. Dimana teori egoisme ini berprinsip bahwa setiap orang mesti bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi diri sendiri. Dan juga, setiap perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan merupakan perbuatan yang buruk jika melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri. *serem banget yah teorinya*

Yah secara mudahnya, egois itu adalah suatu perasaan atau rasa dimana kita hanya melihat dari satu sisi aja, dan mengabaikan sisi yang lainnya, atau dengan kata lain nih, egois itu adalah suatu sikap dimana kita hanya mementingkan kesenangan kita sendiri tanpa memikirkan atau melihat orang lain disekitar kita. Terserah deh orang mo sedih, ga suka atau kecewa yang penting kita senang. Orang yang egois itu selalu mengedepankan keinginannya di atas keinginan orang lain. Orang yang egosi itu ga bisa memahami pikiran orang lain, perasaan orang dan selalu menuntut untuk diikuti semua pendapat dan keinginannya. Aiiihhhh pasti nyebelin banget yah kalo ketemu ama orang yang kaya gini.. rasanya pengen dijitak deh kepalanya..
Tapi tau ga sih, kalo sebenernya tiap kita itu memiliki sifat egois. namun kalo dibilang egois pasti deh ga mau terima.. 

Ga bisa di pungkiri kalo manusia itu ga bisa lepas dari sifat egois. Cuma yang ngebedainnya kadar keegoisannya. Ada orang yang Cuma egois pada hal yang tertentu aja, tapi ada juga yang sifat egoisnya sangat menonjol. Karena kita adalah makhluk sosial tentu kita ga bisa bersikap terlalu egois. Kita ga bisa mementingkan kepentingan kita semata, kita juga harus memikirkan kepentingan orang lain. Yang pasti kita harus mengendalikan sifat egois kita kalo mau hidup didalam masyarakat dan disenangi orang lain.

Ada banyak cara untuk mengendalikan sifat egois. Salah satunya adalah dengan bersabar. Lho kok dengan bersabar?? Lha iya.. dengan bersabar, hati akan menjadi tenang, dan kita juga akan lebih mudah mengendalikan diri serta rasa ingin menang sendiri ga akan terlintas dipikiran kita. Cara lainnya untuk mengendalikan sifat egois adalah selalu memutuskan sesuatu dengan musyawarah, jadi keputusan yang diambil adalah keputusan bersama bukan keputusan sepihak yang mengedepankan ego masing-masing individu.

Intinya sih, kita harus bisa mengendalikan sifat egois kita karena kita adalah makhluk sosial yang hidup dimasyarakat. Yang ga bisa seenak udel kita aja dalam bersikap..

Pergilah Dengan Kemunafikanmu

Dan semua telah menjadi nyata, saat burung-burung itu pergi ke dalam sangkarnya. Satu kisah yang dulu menjadi bagian dari hidup seseorang harus berakhir. Dan malam-malam yang dulu selalu menemani walau dingin terasa kini hanya memberikan mimpi-mimpi yang tidak dapat terwujud. Dulu kita pernah bermimpi dan kita jalani karena kita masih menyayangi.
Kulihat jalan yang lurus itu kini berubah manjadi berliku dan bercabang tak tau harus ke mana akan menentukan arah. Dulu senyum yang selalu melekat kini yang nampak hanya wajah-wajah yang penuh kebencian. Kebencian akan sebuah penghianatan, kebohongan dan segala kemunafikan yang kau berikan. Aku benar-benar tak habis pikir kenapa semua itu bisa terjadi. semua tak disangka. Bahkan pelangi yang indah itu pun kini malu menari dan menampakkan indahnya padaku. Semua telah diberikan padamu, sebuah kebaikan, ketulusan, dan pengorbanan yang tulus. Kini apa yang nampak dan apa yang kau berikan. Yang terlihat adalah suatu kebohongan kemunafikanmu untuk memperalatku dan sebagai pelampiasan cintamu agar kau mendapat perhatian. Apa itu yang kau inginkan waktu itu?
Bintang-bintang masih menari di malam hari dan rembulan pun tersenyum karena bintang itu mau menghiburnya. Ahhh…. apa pedulimu… kau telah pergi dengan pilihanmu.
Aku santai saja duduk di atas batu di bukit itu. kau pergi dengan pilihanmu dengan ketidak sempurnaanmu. Suatu hari, suatu tahun nanti dan suatu waktu nanti kau akan mengerti dan pasti menyesal dengan keadaanmu. Memang sekarang kau tak mengerti. Tapi nanti…. hahahahahahaaaa aku tertawa, aku sedih ketika kau pergi.
Jangan sakiti aku lagi dengan kedustaan, kemunafikanmu dan seluruh kebohonganmu yang hanya untuk meraih simpatiku dan kasihku. Sekarang aku dah tau memang begitu akhirnya kisah cintamu. Tapi aku sudah relakan semua itu, biarlah itu menjadi boomerang untukmu kelak yang mungkin akan menyakiti hidupmu, hahahahaaa bukan itu doaku untukmu tapi itu kenyaataan, hukum timbal balik yang ada didunia ini. mungkin kau belum tau apa itu rasa sakit hati yang begitu dalam hahahaha kau pasti akan rasakan itu, maaf aku tidak dendam memang itu kenyataannya. Nikmatilah dengan bajingan itu katanya….
Aku ingin teriak… aku ingin tertawa… melihatmu…

Alasan Mengapa Anda Harus Menyembunyikan Segala Tujuan Dari Orang Lain.



 Ternyata menyatakan sebuah komitmen atas tujuan Anda kepada orang lain membuat Anda kehilangan motivasi untuk mewujudkannya


Mungkin sering bagi Anda untuk mencari sebuah petunjuk untuk meningkatkan komitmen Anda terhadap tujuan Anda yang akan Anda raih, seringkali Anda berpikir bahwa dengan Anda menceritakan dan berjanji kepada orang lain bahwa diri Anda akan melakukan segala komitmen yang telah Anda tetapkan, akan menjadikan segalanya lebih mudah dan membuat Anda jauh lebih termotivasi. Sebagai contoh, Anda memutuskan untuk lebih rajin untuk belajar, Anda menceritakannya di depan kelas, Anda memutuskan hal tersebut kepada sang guru, seluruh teman sekelas dan diri Anda sendiri, atau Anda berjanji kepada semua orang di rumah Anda bahwa Anda akan mulai untuk berhenti merokok, sebuah kebiasaan buruk yang selama ini telah menjadi kebiasaan Anda. Dengan kedua contoh di atas, secara teori, Anda akan semakin berkomitmen untuk mencapai tujuan Anda.

Sering juga Anda berusaha untuk mempertahankan konsistensi diri dalam menggapai tujuan, hal tersebut membuat Anda menjadi merasa lebih kuat. Sedangkan jika Anda tidak mempublikasikan segala maksud tujuan Anda maka Anda akan merasa salah dan rasa ke”diri”an Anda akan tergoyahkan.

Segala yang tertulis di atas memang rasanya benar secara teoritis, namun bagaimanakah dengan perwujudannya di dunia nyata?

Motivasi

Sayangnya terkadang pikiran Anda sendiri memiliki kebiasaan buruk, yaitu mereka suka mensabotase pikiran Anda dari kendali diri Anda sendiri. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gollwitzer et al pada tahun 2010 menunjukkan bahwa, pada kenyataannya, dengan Anda mengumumkan dan menceritakan segala macam tujuan yang akan Anda usahakan kepada orang lain akan mengakibatkan perolehan yang berkebalikan dengan apa yang Anda maksudkan.

Dalam tiga hasil studi yang dilakukan terhadap hubungan antara membuat tujuan menjadi diketahui publik dan aktualisasi terhadap tujuan tersebut, ditemukan bahwa dalam setiap studi tersebut setiap partisipan yang menjalaninya kehilangan komitmen dalam menggapai tujuan mereka setelah mereka menceritakan dan mengumumkan apa yang menjadi fokus tujuan mereka.

Ilusi akan kemajuan

Namun apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana Anda bisa menjelaskan bahwa dengan menceritakan tujuan Anda kepada orang lain dapat menurunkan komitmen Anda dalam mewujudkan tujuan. Dalam studi keempat yang dilakukan oleh Gollwitzer et al. menemukan bukti bahwa penjelasan yang mungkin bisa Anda ambil adalah karena dengan menceritakan dan mengumumkan tentang apa yang akan Anda raih dan apa yang Anda lakukan kepada orang lain, memberikan sebuah perasaan pada diri Anda bahwa Anda telah melakukan sebuah langkah besar untuk mewujudkan tujuan Anda tersebut. Hal itulah yang menjadi sebuah mekanisme psikologis di dalam diri Anda, dalam studi yang dilakukan tersebut ditemukan bahwa peserta yang mempublikasikan komitmennya akan merasa yakin sekali bahwa mereka telah melakukan sebuah kemajuan atas tujuan dan harapan mereka, walau sebenarnya hal itu bersifat semu.

Dengan demikian sama saja dengan Anda sedang berfantasi tentang menggapai semua tujuan, ketika Anda memulai untuk menceritakan agenda dari tujuan Anda tersebut. Anda merasa diri Anda telah melakukan sesuatu yang berharga padahal hal tersebut hanya seperti penipuan terhadap diri sendiri saja.

Maka setelah ini diharapkan Anda hanya menyimpan segala tujuan hanya untuk diri Anda sendiri, jangan pernah untuk menceritakannya kepada orang lain, lakukan untuk diri Anda sendiri, dengan diri Anda dan dari diri Anda sendiri. Jika nanti Anda menemukan sebuah tips atau petunjuk yang menganjurkan kepada Anda untuk melakukan publikasi terhadap tujuan dan harapan Anda, maka Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan, yaitu mengabaikannya.