Jumat, 14 Oktober 2011

SIBAIK HATI

Si Baik Hati yang Aku Cinta



Bidadari ketiga mungkin akan kusebut dengan si baik hati. Kebaikannya menjadi inspirasiku.
Aku mencintainya karena kebaikan hatinya. Betapa kagumnya aku atas kebaikan yang ada di dalam dirinya dan usahanya untuk menjadi lebih baik. Sungguh, aku begitu tersilau dan terpesona sehingga tanpa sadar hatiku berdebar menjadi tidak menentu dan hingga mampu kupastikan bahwa: itu adalah cinta.

Jika berbicara tentang kecantikan, tentu gadis-gadis di kotaku atau minimal di kampung jelas lebih cantik daripada dirinya. Di kampusku juga para gadis juga lebih cantik, namun ada satu yang dia miliki dan yang lain jarang memiliki: ketulusan, kebaikan, empati, perhatian, dan keinginan menjadi lebih baik.

Aku sering mendengar orang-orang berkata bahwa mereka baik, atau mereka berkata akan lebih baik. Namun, di dalam diri si baik hati, aku tidak menemukan semua kata-kata, yang aku temukan adalah fakta. Sama seperti teori menulis yang selama ini aku pelajari di FLP: don’t tell it, but show it.

Si baik hati yang aku cintai.
Berapa lama seh seseorang akan bertahan dengan cinta karena fisik semata, atau cinta karena kekayaan. Tetapi aku bisa menjamin, cinta karena engkau mencintai kebaikan hati adalah suatu cinta yang akan berujung kepada keabadian cinta.

Dia, semakin hari semakin aku cinta. Namanya tak mampu jeda mengisi ruang-ruang hatiku, mengetuk darah-darah mengukir namanya. Ah, aku bisa gila!

Di mataku, dia adalah seseorang yang sangat baik hati, walau terkadang dia malu untuk berkata bahwa dia adalah seseorang yang baik hati. Di mataku, dia adalah seseorang yang begitu perhatian, empati, dan menjaga perasaan. Berkali-kali dia harus mengalah perasaan ketika merasa harus mengalah. Berkali-kali dia harus bertahan untuk sebuah ucap karena tidak ingin menjadi pengganggu hidup seseorang. Keberkaliannya itu membuat aku semakin cinta.

Entahlah. Mungkin kebaikan hatinya cuma alasan mengapa aku mencintainya. Mungkin satu-satunya alasan aku jatuh cinta kepadanya adalah: tanpa alasan.

Aku tak tahu juga. Yang jelas, dia adalah sumber inspirasiku akan kebaikan hati. Entah mengapa, aku ingin seperti dia. Menjadi seseorang yang tulus dan aku berharap kelak kami tiada akan terpisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar