Rabu, 12 Oktober 2011

Ini adalah kisah novel pendek…
(dari seorang teman)



“Maafkan Kanda, Windi.”



Remuk hati seorang isteri dikala suami yang selama 4 tahun menjadi cinta agung dalam hidupnya akhirnya mengakui akan hubungan terlarang yang kini menjadi alunan hidupnya. Sungguh tidak kuduga… inikah balasan yang kuterima atas setiap bibit cintaku padamu suami ? Perlahan-lahan kuusap airmata yang mengalir. Kehangatan air mataku meneyelinap ke dalam diriku.
Windi istrimu Kanda sudah tidak sehangat ini. Perlahan suamiku melangkah keluar dari kamar yang menjadi saksi cinta kami selama empat tahun ini. Kurenung langkahnya yang perlahan. Tidak sedikit pun kandaku  menoleh kembali. Seolah-olah di dalam hati cinta kita sudah tidak bersisa lagi.



Malam yang sunyi ini menjadi saksi akan hancurnya hati seorang wanita yang bergelar isteri. Kadangkala aku sendiri tidak yakin dengan dirimu Kanda. Hanya karena asmara yang singkat, Kanda lupa akan cinta yang sedekat waktu ini. Kanda lupa di gerbang perkawinan, susah senang kita bersama. Di saat Windi  memerlukan uang untuk pembayaran sekolah, Windi mengais sisa-sisa simpanan untuk keperluanku hari-hari, biaya kuliahku. Di saat-saat Kanda kemalangan yang nyaris merenggut nyawa , siapa yang setia menemanimu siang dan malam ? Ingatkah Kanda akan janjimu ketika Kanda terselamat dari maut ? Ketika Kanda mengenggam jari Windi dan Kanda bisikan betapa Kanda bersyukur karena diberi peluang kedua untuk bersama Windi.

Betapa Kanda rasa hidup Kanda lebih lengkap kini karena baru ketika ini Kanda tahu nilai kasih Windi yang Kanda takut Kanda sudah tidak mampu kecap lagi. Selama 1 tahun, Kanda lontang lantung kesana kemari tak ada kerja , diriku  serasa berguna kerena dapat berbakti padamu, Kanda. Namun semuanya sudah tidak bermakna lagi buatmu.


Windi  ikhlas membantumu, Kanda. Selama ini Windi ikhlas menjaga makan minummu. Windi jujur dalam membina jembatan kasih kita. Mungkin ada waktunya, Windi hilaf dalam melaksanakan tanggungjawab isteri. Windi sadar ada masanya Windi sendiri melukai hatimu. Dan Windi hargai toleransimu. Sesunguhnya toleransi dan kasih sayang Kanda adalah 2 perkara yang senantiasa membuat hidup Windi seunik-unik kehiudpan. Windi bahagia. Dan karena itu Windi tak meragukani Kanda. Tidak dalam sedetik waktu pun. Tapi Windi hilaf Kanda. Rupanya cinta kasihmu layu juga.


Sekali lagi air mataku berlinang. Kurenungi sms kekasihmu Natalia yang ajak Kanda jalan sama-sama. Padahal saat itu Kanda punya acara keluarga yang kanda tinggalkan demi sang kekasih, cinta pertama Kanda. Memang dalam hidup seorang isteri seperti Windi, poligami adalah masalah yang Windi takuti. Windi takut bila isteri Kanda dua..kasih Kanda satu. Dan Windi takut jika kasih yang satu itu bukan milik Windi lagi. Kanda malam ini Kanda mengaku akan hubungan yang selama ini tidak Windi ragukan. Windi ikhlas dengan bantuan Kanda..Windi bangga karena punya suami sepertimu Kanda. Suami yang bukan saja penyayang malah seorang lelaki yang mudah simpati pada orang yang memerlukan. Dan dikala Windi yang waktu itu datang menangis-nangis karena sudah tidak betah hidup tersiksa, Kanda tak menghiraukanku.

Selama 2 tahun, Windi meyelesaikan kuliah, Kanda tak pernah perhatikan. Sampai hatimu Kanda, madu yang kami beri tapi racun yang kau balas.. Rupanya kasih Windi yang padamu kau balas penghianatan Kanda. Apa dosaku padamu Kanda ? Kata orang bertepuk sebelah tangan tak akan berbunyi. Mungkin salahnya datang dariku tapi tak bisakah kau pikirkan akan nilai hubungan suami istri kita yang sah ? Tidak ! Tidak. Tidakkah kau sedar kau masih suamiku seorang. Proses cerai belum kita lakukan. Kau masih suamiku Kanda.

 “Kanda… Windi cuma mau tau masalah darimu Kanda. Berterus-teranglah walaupun  paling pahit untuk diterima. Apa yang Kanda cari pada Natalia? Apa yang buat Natalia lebih bernilai daripada Windi dalam hidup Kanda sekarang ?”.

Sakit hati ini bila kata-kata itu meluncur dari bibirku. Tidak dapat ku bayangkan kekecewaan yang melanda. Perlahan kuamati suamiku. Kanda walaupun hakikatnya kita belum bermadu, Windi sudah merasakan peritnya kehilanganmu.

“Kanda berdosa padamu, Windi. Dan Kanda tak salahkan Natalia karena mencintai Kanda. Cuma Kanda rasa Natalia perlu dilindungi. Dan Kanda simpati pada Natalia yang tak memiliki bahagia.” Dalam saat-saat sebegini Natalia masih dihatiku.

“Tapi kenapa sampai sekarang masih berjalan ?”

“Kanda lelaki punya keinginan .. punya kemauan…”

Walaupun payah, Kanda masih suamiku. Kanda.. Kanda... Windi semakin tidak mengenali dirimu kini. Air mata sudah makin murah untuk mengalir. Windi masih tabah dan kuat seperti dulu.

“Bagaimana halal dan haram Kanda ?” Aku masih coba bersikap tenang. Suamiku terdiam. Dia semakin resah.

“Kanda dah bertaubat , Windi. Dan karena itu Kanda mau bertanggungjawab atas keterlanjuran kami.” Mudah sungguh Kanda memberi alasan.

“Kanda masih belum jawab pertanyaan Windi ? Apa yang membuat Natalia lebih bernilai daripada Windi dalam hidup Kanda sekarang?” Antara dengar dengan tidak aku coba mendapatkan kepastian.

“Windi.. Windi..” Suamiku resah. Kata-katanya mati. Ada nada-nada ktidakpastian pada raut wajahnya. Lembut kugenggam tangan suamiku.

“Kanda Windi cuma maukan kejujuranmu. .” Dengan isyarat mata aku coba memberi keberanian pada suamiku untuk berlaku jujur denganku.

“Windi.. Natalia mampu menjadiakan Kanda…AYAH. .tak sepertimu yang sudah berapa tahun tak memberiku keturunan”

Dan aku cuma tersenyum mendengar alasan suamiku. Seperti yang telah kuduga. Luruh hatiku mendengar alasannya. Dulu janjimu lain Kanda tapi kini…
“Dulu , Windi izinkan Kanda menikah lain tapi Kanda menolak. Kanda kata biar susah senang kita sehidup semati..hanya ajal memisahkan kita. Tak akan ada dua atau tiga dalam diri Kanda..”

“Windi… itu dulu.. Kanda juga mau akan anak. Hidup Kanda sepi Windi tanpa Anak. Kanda tahu Windi tak mampu.. Tapi Kanda ingin mendapatkan anak.” Aku semakin sakit mendengarnya. Kanda hina kecacatan hidup ini. Kanda ungkit kekurangan diri ini.

“Kalau anak yang Kanda mau, Nikahilah Natalia. Gauli Natalia setelah Natalia Halal buatmu.Windi relakan kalau itu mau Kanda” Segera aku bangkit dari duduku. Ku pandang suamiku sebagai pandangan terakhir. Hati ku sudah terluka Kanda.

Windi boleh terima kalau Kanda pilih Natalia sebagi madu Windi tapi.. yang tak mampu Windi terima ialah.. layanan haram Natalia  buat Kanda. Hancur hati ini Kanda. Biarlah kisah cinta kita terkubur disini. Kuhaturkan salam terakhir buat suamiku. Kukecup suamiku dan kubisikkan padanya….

“Tapi Kanda Windi tidak mampu membuang hubungan haram Kanda dari kaca mata Windi. Bebaskan Windi…” Tersentak suamiku.

“Nanti Windi…” Suamiku menarikku lebih mendekat  padanya.

“Kanda perlu bertanggungjawab terhadap Natalia. Berikanlah Natalia kebahagian yang ingin Kanda berikan. Jadilah Kanda Ayah seperti mana yang Kanda impikan. Cuma.. Windi tak mampu berbagi kasih lebih-lebih lagi bila Windi pikirkan hanya karena dia cinta pertamamu.. Kanda lupakan Windi. Kanda musnahkan kepercayaan Windi dan Kanda buang halal haram satu hubungan. Maafkan Windi,Kanda. “

Perlahan-lahan aku melangkah pergi jauh dari suamiku. Windi tak menoleh pada suamiku. Tiada lagi simpati buatnya. Selamat tinggal suamiku, selamat berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar